Produk lokal perusahaan waralaba nasional siap ekspor, kendati terkendala persyaratan kualitas sesuai pasar internasional. Sebab negara tujuan ekspor dan pasar internasional menghendaki adanya ketentuan sertifikat ISO dan masih banyak lainnya. Sementara di dalam negeri saat ini, tuntutan produk ber-SNI, berlabel bahasa Indonesia juga harus dipenuhi.
“Tetapi bagaimanapun karena itu adalah persyaratan perdagangan internasional ya kita harus penuhi, dan sejauh ini masih bisa diatasi. Nah ketika mereka (waralaba nasional -red) sudah ekspor pun, akan tetap didampingi dan mereka juga harus membuat laporan,” terang Amir Karamoy Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kadin Indonesia 2010-2015.
Dia berbicara itu di sela peresmian Central Java Waralaba Fair 2011, yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng dan Kadin Kota Surakarta di Graha Soloraya, Slamet Riyadi, Jumat (4/2).
Ditambahkan, masalah terberat dalam bisnis waralaba di luar negeri adalah tentang hukum. “Dan memang kita tidak jeli dalam masalah hukum tersebut,” jelas Amir Karamoy.
Indonesia, imbuh Amir, sesungguhnya pasar potensial yang banyak dilirik oleh perusahaan waralaba dari luar negeri, terutama negara-negara yang serumpun dan mempunyai kultur yang sama dengan Indonesia, seperti Timur Tengah, Malaysia dan Brunei Darussalam. Ini tak lepas dari jumlah penduduk Indonesia yang besar, di mana 90 persennya adalah penduduk berdaya beli menengah, dan merupakan target market negara-negara tersebut.
“Jumlah waralaba di Indonesia itu capai 1.200 unit, 1.000 unit adalah lokal Indonesia, dan 200 dari asing. Dari data yang diperoleh per 2010, total penjualan usaha waralaba diperkirakan sudah tembus Rp 100 triliun, dengan kontribusi dari asing hingga 60 persen, dan lokal yang jumlah unitnya lebih banyak justru hanya 40 persen saja. Oleh karena itu kami dorong waralaba lokal Indonesia untuk ekspor, jangan hanya pasif dan menjadi pasar mereka saja,” tegasnya.
Pelatihan
Salah satu realisasi tersebut, kata Amir, pada tahun lalu setidaknya 14 perusahaan waralaba lokal berhasil terseleksi dan memenuhi sejumlah kriteria untuk ekspor.
Kriteria yang dimaksud, terkait dengan kelokalan produk Indonesia yang diangkatnya dan menjadi ciri khas, merek berbau Indonesia serta aspek legal, SIUP,HAKI dan masih banyak lainnya.Selanjutnya 14 perusahaan yang terdiri dari produk kuliner, restoran, spa dan salon tersebut diberi pelatihan dan pameran-pameran yang dibiayai oleh Indonesia.
“Untuk ekspor itu, mereka disediakan kredit hingga Rp 2 triliun. Dua bulan lagi dipastikan terealisasi, karena saat ini sedang menunggu negosiasi dengan peserta program ekspor waralaba 2010 yakni Malaysia, Singapura dan Brunei. Sedangkan di tahun 2011 ini, kami akan bina 20 waralaba agar go international,” pungkasnya. n Kiki Dian S