Pijat bayi dipercaya dapat menjaga kesehatan dan mampu merangsang dan mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Namun tanpa teknik pemijatan yang benar, pijat bayi justru membahayakan, bahkan dapat menimbulkan kematian pada bayi.
Setidaknya selama 5 tahun terakir 6 bayi telah meninggal dunia di RS Sardjito Yogyakarta karena perdarahan otak akibat kesalahan pijat bayi.
Sementara yang mengalami Celebral Palsy atau terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf jauh lebih banyak lagi.
"Sebagai dokter anak di Sardjito, selama 5 tahun terakhir saya sudah menjumpai 6 kasus bayi meninggal dunia, dan puluhan kasus celebral palsy, hingga bayi lumpuh, lunglai, hanya bisa nela-nelo karena kesalahan teknik pijat yang dilakukan oleh para dukun bayi," kata Prof. dr. Sunartini Hapsara SpA (K), di sela acara pelatihan pijat bayi untuk awam yang diselenggarakan rumah sakit tersebut, Jumat ( 21/11/2014 ).
Lebih lanjut Sunartini mengatakan, pijat bayi yang benar sangat bermanfaat bagi perkembangan bayi, terlebih jika dilakukan oleh ibu. Terapi sentuh dan pijat dapat menghasilkan efek fisiologis yang menguntungkan, berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh, dan kecerdasan yang lebih baik bagi anak.
"Pijat bayi, terutama yang dilakukan oleh ibu, selain akan memperbaiki sirkulasi darah dan pernafasan, juga akan menumbuhkan ikatan batin yang sehat yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya," kata Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM ini.
Sayangnya, lanjut Sunartini, hingga saat ini masih belum semua dukun bayi memahami teknik pijat bayi yang benar. Masih sering dijumpai, kepala bayi menjadi obyek pemijatan. Selain itu, karena pijat bayi biasanya menjadi satu paket dengan pertolongan persalinan, seringkali teknik pemijatan bayi hampir sama dengan pemijatan ibu bayi.
"Kepala bayi masih lunak, hingga tidak boleh dipijat.
Selain itu teknik pijat bayi harus berbeda dengan pijat ibu bayi. Ibu habis melahirkan, biasanya perutnya diurut walik untuk mengembalikan posisi kandungannya, nah tehnik ini sering juga dilakukan pada bayi, hingga sering saya jumpai usus bayi dalam kondisi terpelintir, " ujarnya.
Pelatihan Pijat Bayi untuk awam itu sendiri merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh RSA UGM.
Pelatihan yang dilakukan kali ini adalah angkatan ke-4, dengan masing-masing angkatan berjumlah 20 orang dukun pijat bayi yang tinggal di sekitar rumah sakit.
"Dengan pelatihan ini kita harapkan semakin banyak dukun pijat bayi yang memahami teknik memijat, hingga kecelakaan bisa diminimalisir," dr Ade Febriana Lestari M Sc, SpA dokter spesialis anak RSA UGM.