Kenaikan mata uang Dollar AS semakin menjadi-jadi. Dalam data terakhir tampak nilai tukar rupiah bergerak diatas Rp 11.000 dan sempat mendekati Rp 12.000. Bagaimana dampaknya terhadap industri waralaba ?
Amir Karamoy, Ketua Perhimpunan Waralaba & Lisensi Indonesia (WALI) menuturkan waralaba lokal tidak akan terpengaruh dengan pelemahan rupiah hal ini karena bahan baku yang disediakan masih dari lokal.
"Sekitar 95 persen bahan baku dari lokal, jadi saya rasa gak akan terkena dampaknya, kecuali jika dollar AS menguat diatas Rp 12.000 mungkin ada efek tidak langsung," katanya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Ia menuturkan, sejauh ini tidak ada kenaikan harga akibat dari pelemahan rupiah karena pada umumnya waralaba lokal menggunakan bahan baku lokal ketika bermitra dengan investor. Taktik ini digunakan agar memberi kemudahan dalam distribusi bahan baku.
"Kalau asing pasti kena karena bahannya kan import, tapi untuk waralaba lokal saya rasa tidak ada masalah dengan pelemahan rupiah mungkin ada kenaikan karena inflasi ," katanya.
Sementara itu, Suhanto, Direktur Dagang Kecil Menengah dan Produk Kementrian Perdagangan, menambahkan pengaruh penjualan karena efek daya beli pasti dialami baik waralaba asing maupun lokal.
Namun tidak akan berpengaruh banyak untuk waralaba lokal karena waralaba lokal memiliki margin yang lebih kuat dengan daya jual yang tidak terlalu tinggi.
"Harga waralaba lokal masih bersaing dengan perusahaan yang besar, jadi mereka bisa bersaing dengan harga yang kompetitif," tuturnya. (Arif Wicaksono)